Aktiva Tetap dan Aktiva Lancar
v Aktiva Tetap
-
Pengertian : aset berwujud yang dimiliki perusahaan digunakan untuk operasional perusahaan dan diharapkan untuk
digunakan selama jangka periode yang
lama.
Karateristik :
a. Tidak Untuk dijual kembali,
b. Memiliki Wujud Fisik,
c. Memiliki nilai material,
d. Memiliki periode manfaat dengan jangka
waktu yang panjang (lebih dari 1 tahun) e. Dapat memberi banyak manfaat di masa
yang akan datang
-
Aktiva tetap berwujud : aktiva tetap yang memiliki
bentuk fisik, contoh yang pertama: bangunan atau gedung, peralatan, kendaraan,
inventaris, mesin-mesin produksi - metode penyusutannya disebut
depresiasi . Contoh kedua: tambang mineral, mineral deposits atau
sumber alam lainnya - metode
penyusutannya disebut deplesi .
Aktiva tetap tidak berwujud aktiva yang tidak
memiliki wujud fisik, akan tetapi memiliki manfaat yang besar untuk perusahaan
yang dinyatakan dalam bentuk jaminan tertentu, contohnya seperti: hak
cipta, hak paten, hak monopoli, biaya untuk riset, merek dagang, biaya untuk
mendirikan perusahaan dan lain sebagainya.
- - Metode penyustan
Metode Garis Lurus : metode penyusutan dimana besarnya penyusutan selalu
sama dari tiap periode akuntansi selama umur ekonomis dari asset tetap yang
bersangkutan .
Pembelian satu unit mesin pada awal tahun dengan harga Rp. 50.000.000 dengan nilai sisa sebesar Rp. 5.000.000 dan umur ekonomis diperkirakan selama 5 tahun.
Pembelian satu unit mesin pada awal tahun dengan harga Rp. 50.000.000 dengan nilai sisa sebesar Rp. 5.000.000 dan umur ekonomis diperkirakan selama 5 tahun.
- - Metode Penyusutan dengan Beban Menurun
a. Metode jumlah angka tahun
Metode ini diterapkan dengan cara menjumlahkan angka-angka dari taksiran umur ekonomis, kemudian perhitungan penyusutan dimulai dari angka tertinggi dari umur aktiva yang terkait dan selanjutnya menurun secara berurutan.
Metode ini diterapkan dengan cara menjumlahkan angka-angka dari taksiran umur ekonomis, kemudian perhitungan penyusutan dimulai dari angka tertinggi dari umur aktiva yang terkait dan selanjutnya menurun secara berurutan.
Misalnya, pembelian suatu
aktiva pada awal tahun seharga Rp 50.000.000,- dengan nilai sisa Rp 5.000.000,-
dan perkiraan umur ekonomis diperkirakan 5 tahun.
Jumlah penyebut dilakukan
dengan menjumlahkan angka tahun : 5+4+3+2+1 = 15
- - Penyusutan dengan Beban Menurun
b.
Metode saldo menurun ganda
Beban penyusutan yang setiap tahun menurun akan dihitung dengan dasar persentase depresiasi metode garis lurus. Kemudian, berikutnya persentase ini dikalikan dua dan setiap tahunnya dikalikan dengan nilai buku aktiva tetap. Karena nilai buku selalu menurun maka beban depresiasi juga selalu menurun.
Beban penyusutan yang setiap tahun menurun akan dihitung dengan dasar persentase depresiasi metode garis lurus. Kemudian, berikutnya persentase ini dikalikan dua dan setiap tahunnya dikalikan dengan nilai buku aktiva tetap. Karena nilai buku selalu menurun maka beban depresiasi juga selalu menurun.
Misalnya pembelian suatu
aktiva pada awal tahun seharga Rp 50.000.000,- dengan nilai sisa Rp 5.000.000,-
dan taksiran umur ekonomis diperkirakan 5 tahun.
Penyelesaian
:
Tarif
penyusutan tiap tahun : 100% : 5 = 20% dikali 2 = 40%
Akhir
Tahun ke
|
Biaya
Penyusutan ( debet )
|
Akumulasi
Penyusutan ( kredit )
|
Nilai
Buku
|
|
|
|
50.000.000
|
1
|
40%
dikali 50.000.000 = 20.000.000
|
20.000.000
|
30.000.000
|
2
|
40%
dikali 12.000.000 = 32.000.000
|
32.000.000
|
18.000.000
|
3
|
40%
dikali 18.000.000 = 7.200.000
|
39.000.000
|
10.800.000
|
4
|
40%
dikali 10.800.000 = 4.320.000
|
43.320.000
|
6.480.000
|
5
|
40%
dikali 6.480.000 = 2.592.000
|
45.912.000
|
3.888.000
|
|
46.112.000
|
|
|
v Aktiva
Lancar
-
Pengertian : uang kas atau
aktiva yang dapat dicairkan menjadi uang tunai dalam periode berikutnya (paling
lama satu tahun).
- - Metode Persediaan
1. FIFO : Metode ini menerapkan bahwa persediaan
dengan nilai perolehan awal / pertama masuk akan digunakan / dijual terlebih
dahulu, jadi yang tersisa di persediaan akhir dinilai dengan nilai perolehan persediaan
yang terakhir dibeli (masuk). Metode FIFO dianggap berdampak pada nilai
aktiva yang dibeli perusahaan dan cenderung menghasilkan persediaan yag
nilainya tinggi.
2. LIFO: Metode ini menerapkan bahwa persediaan dengan nilai perolehan
terakhir (masuk) akan dijual/digunakan lebih dulu, sehingga perolehan
persediaan akhir dinilai berdasarkan nilai perolehan yang pertama (awal) masuk
(dibeli). Metode LIFO dianggap berdampak pada nilai aktiva yang rendah
pada perusahaan dan cenderung menghasilkan nilai persediaan akhir yang rendah.
3. AVERAGE : Metode rata-rata atau juga disebut metode average,
jumlah harga pokok produk dalam proses awal ditambahkan dengan biaya produksi
yang dikeluarkan periode sekarang dibagi dengan unit ekuivalensi produk untuk
menghasilkan harga pokok rata-rata tertimbang.
Komentar
Posting Komentar