Hubungan Antar Manusia (Human Relation)


A.    Pengertian Hubungan Antar Manusia

Kita telah mempelajari bahwa semua cara atau tindakan yang berhubungan dengan semua tindakan dan keputusan dalam suatu usaha adalah menyangkut manusia; tamu-tamu hotel, atasan, bawahan dan para kolega dalam pekerjaan kita sehari-hari. Sehingga akhirnya dalam pertimbangan harus diarahkan terhadap manusianya sendiri dalam tindakannya. Mr. Lawrent, Ketua Perhimpunan Manajemen di Amerika menyatakan bahwa semua manajemen adalah manajemen dari sumber daya manusia (all management is manpower management). Hal ini merupakan suatu refleksi dari kenyataan bahwa tidak ada pekerjaan yang dilakukan tanpa melalui orang. Dengan teknologi yang paling moderen sekalipun tanpa penggunaan tenaga manusia tidak mungkin dapat menyelesaikan segala sesuatunya itu, lebih-lebih dalam industri jasa seperti halnya hotel. 
Hubungan antar manusia adalah terjemahan dari Human Relation, sekalipun disadari bahwa istilah hubungan antar manusia ini belum dapat menjelaskan makna yang sesungguhnya dari Human Relation itu sendiri. Dalam istilah hubungan antar manusia tersebut, bukan dimaksudkan sebagai hubungan antar manusia dalam arti wujudnya saja, tetapi penekanannya justru terletak pada aspek-aspek sifat watak, tingkah laku dan aspek-aspek kejiwaan yang terdapat pada diri manusia.

Dalton E. Mc. Farland dalam bukunya “Management, principles and practices” mendefinisikan hubungan antar manusia tersebut sebagai berikut:

Human Relation may be defined as the science which studies the activities, attitude and inter relationship existing among people at work

(Hubungan antar manusia dapat didefinisikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari kegiatan, sikap dan saling berhubungan diantara orang-orang yang ada di tempat kerja).

Konsep yang mendasari pentingnya hubungan antar manusia adalah adanya perbedaan-perbedaan individu atau “individual differences” dimana setiap individu itu adalah pribadi yang unik (unique personality).

Perbedaan-perbedaan ini meliputi perbedaan fisik, kecerdasan, sikap, latar belakang sosial, persepsi, kebutuhan, motivasi, harapan dan lain-lain. Implikasi dari perbedaan-perbedaan individu inilah yang menimbulkan berbagai masalah hubungan antar manusia dalam pekerjaan.

Beberapa contoh dari masalah-masalah hubungan antar manusia tersebut antara lain:

-          Perputaran pegawai (employee turnover) yang tinggi.
-          Ketidakhadiran dan keterlambatan dalam pekerjaan.
-          Sikap acuh tak acuh dan lalai terhadap tugas dan tanggung jawab.
-          Biaya-biaya operasional yang tinggi.
-          Mutu pelayanan yang tidak mencapai standar yang diharapkan.
-          Keluhan-keluhan dari pihak karyawan.
-          Beban pekerjaan dari pimpinan pada berbagai tingkatan semakin meningkat.
Sebagai konsekwensi dari masalah-masalah di atas adalah menurunnya citra hotel tersebut yang selanjutnya  akan mengakibatkan terjadinya kerugian yang tidak sedikit.
Hubungan antar manusia dapat dilihat dalam arti luas maupun dalam arti sempit. Hubungan antar manusia dalam arti luas adalah interaksi antara seseorang dengan orang (orang-orang) lain dalam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan untuk memperoleh kepuasan hati.
Sedangkan hubungan antar manusia dalam arti sempit adalah juga interaksi antara seseorang dengan orang (orang-orang) lain, akan tetapi interaksi disini hanyalah dalam situasi kerja dan dalam organisasi kekaryaan.
Ada beberapa hal yang perlu disadari oleh setiap supervisor atau pimpinan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari:
1.      Jelas bahwa kita sangat sulit atau bahkan tidak mungkin dapat memuaskan setiap orang disetiap waktu.

2.      Bahwa setiap orang dalam pekerjaannya memiliki kebutuhan dan motivasi yang tidak selalu dapat dipuasi oleh pekerjaannya itu sendiri.

3.      Adanya keterbatasan dari seorang supervisor untuk dapat membantu bawahannya dalam memenuhi kebutuhannya.


B.     Tujuan Hubungan Antar Manusia

Secara singkat dapat dikatakan bahwa tujuan dari hubungan antar manusia itu tidak lain adalah untuk menggiatkan seseorang (orang-orang) bekerja dengan semangat kerjasama yang produktif, tetapi dengan rasa senang dan puas.

Hubungan antar manusia itu dikatakan efektif  apabila tercipta hubungan yang harmonis diantara orang-orang yang ada di pekerjaan. Hal ini terutama sekali dirasakan oleh para supervisor di hotel yang selalu berhubungan dengan tamu-tamu hotel, para bawahan dan atasannya.

Dalam hal ini setiap supervisor diharapkan dapat mengerti dengan baik bagaimana seseorang berperilaku dan berinteraksi  satu sama lainnya. Secara lebih terperinci dapat dijelaskan tujuan dan sasaran dari hubungan antar manusia itu sendiri:

1.      Untuk menciptakan hubungan kemanusiaan yang menyenangkan dalam pekerjaan.

2.      Untuk mengembangkan dan memelihara moril karyawan yang tinggi, tingkat turnover pegawai yang rendah serta produktivitas kerja yang tinggi.

3.      Untuk meningkatkan reputasi hotel, melalui pelayanan yang memuaskan bagi setiap tamu atau langganan hotel.

4.      Untuk mengurangi terjadinya bentokan-bentrokan diantara karyawan dalam melaksanakan tugasnya.

5.      Untuk mengembangkan loyalitas karyawan terhadap perusahaan.

6.      Untuk memudahkan pekerjaan para supervisor dan pemimpin lainnya di perusahaan.


C.     Prinsip-Prinsip Hubungan Antar Manusia

Pada uraian berikut ini akan dikaji beberapa prinsip dan hubungan antar manusia itu sendiri. Prinsip-prinsip tersebut antara lain meliputi:

1.      Hargailah setiap orang tanpa memandang pekerjaan, status atau kedudukan yang dimilikinya. Seseorang akan segera dapat merasakan bahwa dirinya tidak diperlukan sebagaimana layaknya. Seringkali kita mendengar keluhan, “Dia memperlakukan saya seperti sampah saja”. Ini merupakan suatu ekspresi bahwa dirinya tidak dihargai sebagaimana mestinya.

2.      Laksanakanlah hubungan (human relation) yang baik dengan tulus ikhlas.
Orang-orang akan segera dapat mengetahui apakah kita bersikap tulus atau hanya berpura-pura saja. Bila sikap ini diketahui oleh bawahan maka ia akan segera kehilangan kepercayaan dari bawahannya.

3.      Ketahuilah dengan baik motivasi Anda. Kita harus selalu sadar akan setiap tindakan yang kita lakukan sebagai akibat dari motivasi kita sendiri. Kita tahu motivasi itu ada yang disadari ada pula yang tidak disadari. Dalam praktek seringkali terjadi perbedaan antara motivasi dari supervisor dengan apa yang menjadi motivasi bawahannya. Disinilah diharapkan kematangan dari seseorang supervisor untuk mencegah terjadinya perbedaan-perbedaan tersebut dan dengan cepat dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapi.

4.      Janganlah merasa ragu-ragu bila Anda terpaksa harus mengambil tindakan yang kurang menyenangkan. Tindakan ini terutama sekali dalam usaha menegakkan disiplin pegawai. Bila terjadi pelanggaran terhadap ketentuan yang berlaku, tindaklah pelanggaran tersebut sesuai dengan ketentuan yang ada. Demikian pula halnya bila kita harus menegur bawahan yang pelaksanaan pekerjaannya tidak sesuai dengan standar yang diharapkan. Yang penting diperhatikan adalah bahwa tindakan-tindakan itu dilaksanakan secara konsisten dan adil serta hindarilah jangan sampai menyinggung martabat atau nama baik orang tersebut. Hal lain yang perlu diingat adalah bahwa bawahan itu tidak selalu menyenangi atau kurang menghargai sikap atasan yang terlalu member maaf terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dibuat.

5.      Buat agar setiap orang merasa dirinya penting di dalam setiap kelompok kerja atau di perusahaan. Seorang akan bekerja lebih baik dan lebih bertanggung jawab bila dia merasa dirinya penting diantara orang-orang lainnya.

6.      Mengertilah terhadap orang lain. Pekalah terhadap keinginan dan motivasi orang lain dan juga terhadap hal-hal yang dapat memuaskan keinginannya.

7.      Setiap interaksi yang terjadi akan dapat menciptakan, meningkatkan atau merubah sikap seseorang terhadap yang lainnya tergantung kepada pengalaman mereka selama interaksi itu terjadi. Pengalaman yang menyenangkan selama terjadinya interaksi tersebut akan dapat menumbuhkan rasa hormat, penghargaan dan rasa berkawan diantara masing-masing pihak.

8.      Berikanlah contoh perilaku yang baik dalam setiap kali kita berinteraksi atau berhubungan dengan orang lain. Banyak bawahan yang suka meniru atau memandangi perilaku yang dicontohkan oleh atasannya. Akhirnya akan kelihatan bahwa atasan itulah yang berhasil membina perilaku bawahannya, karena ia memegang kedudukan yang lebih tinggi.

9.      Sering-seringlah mengadakan komunikasi dengan bawahan Anda. Melalui proses komunikasi, terutama sekali komunikasi dua arah, kita akan dapat saling memahami permasalahan yang kita hadapi masing-masing. Dengan cara demikian akan dapat menumbuhkan sikap saling percaya mempercayai antara atasan dan bawahan.

10.  Berikanlah penghargaan dengan tulus ikhlas bila hal tersebut sudah sepatutnya diberikan kepada seseorang. Tetapi jangan sampai hal itu terlalu berlebih-lebihan. Umumnya setiap orang ingin diberikan suatu komentar atau tanggapan terhadap hasil karya yang telah dibuatnya. Hal ini akan dapat membuat dia menjadi pusat perhatian orang-orang lainnya.

11.  Bila kita harus memberikan kritik atau teguran, janganlah hal itu dilakukan dihadapan orang lain. Kehilangan muka dihadapan orang lain dapat menimbulkan sikap yang tidak diinginkan dari karyawan yang bersangkutan.

12.  Ucapkanlah selalu salam seperti: selamat pagi, apa kabar, terima kasih, silakan dan ucapan salam lainnya dengan tulus ikhlas, jadi bukan hanya sekedar ucapan saja. Hal ini akan dapat menumbuhkan perasaan saling menghormati dan saling menghargai.

13.  Delegasikanlah sebanyak mungkin wewenang dan tanggung jawab yang dapat kita berikan kepada bawahan, dalam batas-batas penugasan yang wajar. Kebanyakan orang senang bila diberikan keleluasaan dalam menjalankan tugasnya. Orang yang diserahi tanggung jawab tadi biasanya akan berbuat lebih banyak bila dibandingkan kalau tanggung jawabnya tidak jelas.

14.  Kolega dan bawahan Anda selalu mengharapkan sesuatu dari Anda. Janganlah Anda biarkan mereka sampai menunggu Anda dengan maksud untuk membuat diri Anda sebagai orang penting dengan jalan membiarkan mereka menunggu Anda. Sikap semacam itu hanyalah akan menyusahkan orang lain saja. Janganlah membesar-besarkan hal yang sebenarnya kecil artinya.

15.  Bersikaplah membantu kepada bawahan, karena tidak jarang bawahan itu membutuhkan uluran tangan kita. Berikan kebebasan kepada bawahan untuk mengerjakan sesuatu, tetapi bersiaplah setiap waktu membantu mereka, bila bantuan itu benar-benar diperlukan. Janganlah bersikap acuh kepada bawahan. Dilain pihak, janganlah kita terlalu membantu atau memanjakan bawahan sehingga bawahan akan selalu tergantung pada bantuan kita.

16.  Perhatikanlah selalu keadaan fisik bawahan. Seringkali ada bawahan yang memaksakan dirinya untuk datang bekerja walaupun dia dalam keadaan kurang sehat atau sakit hanya semata-mata karena rasa takut mendapat konduite yang kurang baik dari atasannya. Dalam kasus seperti ini tunjukkanlah kepadanya bahwa kita sangat menghargai sikapnya itu dengan memberi ucapan terima kasih atas usahanya itu atau dengan mengusahakan pekerjaan yang agak ringan baginya atau bahkan menyuruh dia pulang untuk beristirahat dan berobat.

17.  Buatlah agar pekerjaan itu selalu memberikan tantangan bagi bawahan, tetapi hindarilah jangan sampai tantangan itu diluar kemampuan bawahan tadi untuk mengerjakannya. Ketidakberhasilan tadi dapat menimbulkan kekecewaan bagi bawahan dan bahkan tidak jarang menimbulkan frustasi.

18.  Janganlah berpura-pura menjadi ahli psikologi terhadap orang lain. Sikap semacam ini biasanya tidak disenangi oleh orang lain dengan berbagai alasan.

19.  Bersikaplah fleksibel terhadap orang lain. Bersiap-siaplah setiap saat kalau perlu untuk merubah atau memodifikasikan sikap, pendapat atau niali-nilai yang kita miliki.

20.  Berbuatlah sesuatu terhadap orang lain seperti apa yang mereka harapkan dari kita. Dalam batas-btas kewenangan yang ada pada diri kita, kerjakanlah sesuatu yang dapat memuaskan hati orang lain yang diajak saling berinteraksi.

Semua petunjuk di atas nampaknya seperti himbauan yang terlalu berlebih-lebihan bagi seorang supervisor. Percaya atau tidak, semua itu hanyalah hal-hal yang bersifat kejiwaan yang harus dipraktekkan oleh setiap supervisor untuk dapat mencapai tujuan Human Relation yang baik.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jenis – Jenis Administrasi dan Pengelompokkan Administrasi

Menerapkan Pedoman, Prosedur, dan Aturan Kerja di Perusahaan

Jenis dan Fungsi Grafik